Kejadian ini terjadi 1 minggu, lalu. di town square. sehabis berburu hadiah-hadiah untuk teman-teman ibuku yang habis menikah, anak sunatan atau yang lain. kita memutuskan untuk makan.
"habis ini ke restoran *censored* ya dil, dah ada farras sama bapak" kata ibuku seraya menenteng belanjaan buku untuk disampul.
alkisah aku duduk tenang di restoran itu, dan memerhatikan pemandangan depok di malam hari
tapi tak berapa lama pikiran aneh tersirat di kepalaku, kalau ayahku pernah mampir ke retoran ini. lalu pergi dengan kecewa karena pelayanannya tak memuaskan.
Tak lama, ada pelayan yang datang ke meja kami "selamat datang ke restoran *censored* mau pesan apa?"
Aku dan farrase (adikku) berebutan menu, dan mulai memilih.
"ayo dil pilih makanannya!" suruh ayahku,
hmm.. orange milkshake.. lemon tea.. blue ocean (kok malah pilih minum?)
"minumnya dulu deh! orange milkshake!" teriakku lantang.
"aa..aku juga!" kata si farrase
tuh kan, dia suka ikut-ikutan menu yang kupilih. coba aku ganti menu
"eh melon milkshake aja deh!"
"aku juga!"
masih aja, aku ganti menu jadi orange milkshake lagi aja. eh ikut lagi dia.
Ayah dan pelayan yang mencatat pesanan mulai terlihat kesal
"kalau mesen yang bener dong! jangan ganti-ganti!"
ya sudah, kalau gitu orange milkshake,
ayahku memesan es teler, lalu beliau bilang ke agar esnya dihancurkan.
"jangan bilang waktu ditengah-tengah lo! taunya esnya gak ada.. menu ini gak ada.."
sang pelayan hanya mengangguk-ngangguk. setelah itu menyampaikan pesanan pada chef.
"dil, kamu pesen yang nasi pake sapi black pepper kan?"
"loh, aku pesennya yang nasi goreng!" kilahku, sontak kami langsung memanggil pelayan lagi,takut makananya dah keburu di hidangkan.
"mbak! nasi sama black peppernya diganti jadi nasi goreng black pepper! jangan lama-lama ya! awas kalau baru dikasih tau terakhir-akhir kalau ada bahan yang gak ada!"
astagfirullah, ayahku.. frontal banget! gimana kalau pelayannya galak? bisa adu mulut itu! untung pelayan itu dengan muka bosan langsung berlalu ke dapur
seperti itulah watak ayahku, frontal, kadang malu-maluin, kayak waktu aku makan mie ayam di restoran bakso deket pasar agung bersama sepupuku. lagi nonton ASEAN cup tuh, (tahun 2010) nah waktu christian gonzales ngegol, bapakku langsung tepuk tangan, heboh sendiri lah! nyampe para koki pada nengok, shamed bgt!
"kita mesti agak keras dil, suka ada restoran yang ngelayaninnya gak bener, telat-telat, atau menu suka tiba-tiba dibilang abis,"
aku sedikit menengok, eh ada papan menu-menu yang gak available , knp ayahku gak baca itu?
"kita juga kalau gak jadi beli jugaa tinggal pergi, kan belum bayar"
ooh, gitu yak. aku mulai timbul perasaan buruk.
mbak tadi lari dengan tergopoh-gopoh, "maaf pak, es telernya es nya gak bisa diancurin"
"tuh kan!"
ayahku langsung berdiri, beranjak pergi, "hei tunggu! jangan.." jeritku dihati, melihat wajah pelayan yang murung, aku jadi tak enak.
belum lama kami ingin keluar dari restoran *censored* ada seorang resepsionis, mencegat kita.
"eh tunggu, bapak mau kemana??"
"disini es telernya gak bisa diancurin"
"oh"
lalu resepsionis itu diam kembali, dengan muka datar. mungkin semua yang ada di restoran itu kecewa karena gagal melayani pelanggan, mereka pergi seperti kehialngan hati (kayak main dinner dash )
akhirnya kam ike food court atas, aku mendapat menu yang lebih beragam, enak dan sedap . Steak tenderloin dan strawberry float! XD asyiiik
meski begitu, aku masih gak enak sama pelayan tadi, masa tiba-tiba kita pergi dengan wajah tiis.
yah apa boleh buat, itulah watak bapakku yang tegas, kalau dilawan, kita juga bisa dimarahin
No comments:
Post a Comment